Hitungan Weton Jawa untuk Pernikahan Menggunakan Primbon Jawa
Sebelum melangsungkan pernikahan, salah satu ritual yang dilakukan oleh masyarakat suku jawa adalah melakukan hitungan weton jawa untuk menentukan hari baik pernikahan menggunakan primbon Jawa, yaitu dengan memilih tanggal dan bulan yang baik untuk menentukan waktu terbaik dalam melaksanakan pernikahan.
Melakukan perhitungan weton menggunakan primbon jawa untuk menentukan hari baik sebelum melangsungkan pernikahan merupakan sebuah ikhtiar agar peristiwa penting yang akan diselenggarakan tersebut dapat terhindar dari kesialan dan musibah, serta mendapatkan pernikahan yang berkah, terwujud keluarga sakinah, mawadah dan warohmah. Penentuan hari baik untuk menikah menggunakan neptu hari dan perhitungan weton pasangan.
Neptu Hari dan Pasaran Jawa
Penentuan hari pada petungan Jawa memiliki jumlah tujuh yang disebut dengan dina pitu (saptawara) dan pasaran yang disebut dina lima (pancawara). Tiap-tiap hari dan pasaran mempunyai neptu atau nilai wetonnya masing-masing yang tersaji dalam tabel di bawah ini.
Menghitung Neptu Weton Pasangan
Weton atau tanggal lahir seseorang dipercaya menggambarkan sifat, kepribadian dan nasibnya. Sebelum menentukan hari baik untuk menikah biasanya dilakukan perhitungan neptu weton pasangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecocokan antara dua orang tersebut, apakah kelak akan bernasib baik atau tidak. Untuk mengetahui apakah dua orang itu berjodoh baik atau tidak, bisa dibaca secara lengkap pada artikel berikut: Menghitung Weton Jodoh
Hitungan Weton Jawa untuk Pernikahan
Setelah mendapat jumlah neptu kedua calon mempelai, selanjutnya bisa masuk ke tahap berikutnya yaitu menentukan hari baik untuk melangsungkan pernikahan.
Berikut ini adalah rumusnya:
(Jumlah neptu kedua mempelai + angka baik) dibagi 5, hasilnya harus bersisa 3.
Contoh Menghitung Hari Baik Pernikahan:
Hari kelahiran mempelai pria adalah Rabu Pahing, berarti nilai neptunya = 7 + 9 = 16.Hari kelahiran mempelai wanita adalah Minggu Kliwon, berarti nilai neptunya adalah 5 + 8 = 13.
- (29 + 9) : 5 = 7, sisanya 3.
- (29 + 14) : 5 = 8, sisanya 3.
Oleh karena itu, hari maupun pasaran yang dianggap baik adalah yang memiliki hasil 9 atau 14. Adapun hari dan pasaran yang mempunyai neptu 9 adalah Senin Legi dan Minggu Wage. Sedangkan hari dan pasaran yang neptuya 14 adalah Jumat Kliwon, Sabtu Legi, Minggu Pahing, dan Rabu Pon (lihat tabel di bawah). Maka menurut penghitungan, hari baik untuk melaksanakan pernikahan bisa memilih salah satu dari hari-hari tersebut.
Tabel Neptu Hari dan Pasaran
Penentuan Bulan yang Baik untuk Menikah
Setelah menemukan tanggal dan hari baik untuk menikah melalui hasil perhitungan neptu, selanjutnya adalah memilih bulan-bulan yang baik menurut primbon jawa untuk melangsungkan pernikahan.
Menurut budaya Jawa, setiap bulan memiliki maknanya masing-masing, ada yang baik dan ada yang buruk. Berikut ini adalah bulan-bulan pada Jawa dan bagaimana jika perkawinan dilangsungkan pada bulan tersebut:
- Bulan Suro: tidak baik. Jika melaksanakan pernikahan pada bulan ini akan sering terjadi pertengkaran dan menemui berbagai kerusakan.
- Bulan Sapar: kurang baik. Jika pernikahan dilangsungkan pada bulan ini maka akan mengantarkan pada kemiskinan dan memiliki banyak hutang.
- Bulan Mulud: kurang baik. Pernikahan pada bulan ini harus dihindari, karena salah satu pihak akan meninggal.
- Bulan Ba’da Mulud: baik. Ba'da mulud dimaknai sebagai bulan yang dianjurkan dalam melaksanakan pernikahan karena dianggap baik.
- Bulan Jumadil Awal: kurang baik. Pernikahan bulan ini akan membawa pada seringnya kehilangan suatu hal, tertipu, memperoleh rezeki banyak, tetapi juga ditemui dengan berbagai persoalan dengan orang lain.
- Bulan Jumadil Akhir: baik. dimaknai kaya akan sesuatu.
- Bulan Rajab: baik. dimaknai dengan bulan banyak anak, rezeki yang banyak, dan mendatangkan keselamatan.
- Bulan Ruwah: baik. dimaknai dengan segala kebaikan dan keselamatan dalam segala sesuatu.
- Bulan Puasa: kurang baik. dimaknai dengan adanya berbagai celaka.
- Bulan Syawal: kurang baik. dimaknai dengan kehidupan yang serba kekurangan dan memiliki hutang yang banyak.
- Bulan Selo: kurang baik. dimaknai dengan kehidupan yang kering.
- Bulan Besar: baik. dimaknai dengan bulan penuh kekayaan dan penuh dengan kenikamatan.
Demikianlah artikel tentang Hitungan Weton Jawa untuk Pernikahan sebagai tradisi masyarakat suku jawa dengan menggunakan primbon jawa. Tradisi perhitungan weton menggunakan primbon jawa sebagai acuannya merupakan sebuah bentuk usaha dalam rangka menjaga keturunannya, menunjukkan sikap kehati-hatian dalam memilih pasangan, dan memohon kebaikan dalam acara pernikahan hingga akhirnya bisa mewujudkan keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah. Amiinn.
Post a Comment for "Hitungan Weton Jawa untuk Pernikahan Menggunakan Primbon Jawa"
Silakan memberikan tanggapan dan umpan balik melalui kolom komentar di bawah. Terima kasih sudah ikut berkontribusi dalam blog ini.